Tips Mencari Hidayah Allah SWT
Mencari Hidayah Allah SWT
Berbicara
tentang hidayah berarti membahas perkara yang paling penting dan kebutuhan yang
paling besar dalam kehidupan manusia. Betapa tidak, hidayah adalah sebab utama
keselamatan dan kebaikan hidup manusia di dunia dan akhirat. Sehingga
barangsiapa yang dimudahkan oleh Allah untuk meraihnya, maka sungguh dia telah
meraih keberuntungan yang besar dan tidak akan ada seorangpun yang mampu
mencelakakannya. Ada beberapa tips-tips yang dapat membuat diri kita mendapatkan
hidayah dan tetap istiqamah dengan anugrah hidayah tersebut :
1. Hidayah itu harus dijemput, bukan
di tunggu
Ada
sebuah cerita tentang seorang atheis (tidak mempercayai adanya Tuhan) yang berprofesi
sebagai tukang servis komputer. Suatu saat salah seorang pelanggan yang
terlihat taat beragama, diberikan sebuah pertanyaan yang sangat menggelitik. “Kalau
Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang kelaparan, tapi di waktu yang sama
banyak orang yang diberikan harta yang melimpah. Mengapa di satu sisi orang
yang taat beragama, namun banyak juga yang hidupnya bregelimang kemaksiaatan ?”,
ucap tukang servis kepada pemuda tadi. Karena sang pemuda tidak mau
memperpanjang masalah, akhirnya pemuda itu diam saja. Namun setelah selesai komputer
pemuda tersebut diperbaiki dan membayar uang servis, pemuda itu pamit untuk
pulang. Sesampainya di pintu keluar, sang pemuda tdak jadi pergi malah
membalikkan badan dan teringat dengan apa yang terjadi dengan komputer temannya
yang tinggal disamping kamar kostnya, komputer temannya itu sudah lama rusak
namun tidak pernah diperbaiki. Lalu ia
pun bertanya balik kepada tukang servis kepada tukang servis tersebut. “Di dunia
tidak ada tukang servis komputer ya! “ucap pemuda itu serius. Sontak tukang
servis tersebut tertawa dan berkata “kamu ini melucu tapi kok gak lucu,
bukankah saya tukang servis komputer. Komputer mu pun aku yang perbaiki.” Lalu
tanpa menunggu lama pemuda tersebut langsung berkata “mengapa komputer teman
saya yang tinggal di samping kamar rusak dan tidak pernah normal seperti sedia
kala”. Tukang servis balik bertanya. “pernahka diperbaiki di sini atau ditempat
servis lainnya ?” pemuda itu menjawab “Katanya sih tidak pernah” lalu dengan
sedikit nada keheranan, tukang servis tersebut berkata “Ya jelas saja, wong dia
tidak berusaha untuk memperbaikinya, coba kalau dibawa ke sini, siapa tahu saya
sapat memperbaikinya. Masa kamu meragukan kehebatanku dalam memperbaiki komputer
yang rusak ?”. Seakan mendapatkan jawaban yang diharapkan, pemuda itupun
tersenyum dan langsung menjelaskan “Tepat, begitu pula dengan Allah, Tuhan Yang
Maha Esa, bukan Allah yang tidak ada atau tidak adil membiarkan makhluknya
berada dalam kesengsaraan atau jauh dari-Nya. Namun yang jadi permasalahan
adalah makhluknya yang tidak mau mendekati-Nya dan menjemput hidayah dari-Nya. Allah
yang Maha pengasih dan Maha penerima taubat selalu menanti dengan sabar taubat
makhluk-makhluk-Nya, yang mau meperbaiki diri dan menjalankan segala
perintah-Nya. Dialah yang memberikan ketentraman dan kebahagiaan yang tiada
terkira. Saat kita mendekati-Nya sehasta, Dia mendekati kita sedepa. Saat kita
mendekati-Nya sedepa, Dia mendekati kita sejengkal. Saat kita mendekati-Nya
dengan berjalan, Dia mendekati kita dengan berlari”
Jemputlah hidayah itu biarpun harus
mengorbankan segala yang kita miliki. Karena disanalah letak kesuksesan sejati.
Sukses karena kita telah mengenal siapa diri ini, siapa Tuhan yang harus di
sembah, dan untuk apa hidup di dunia yang hanya sekali dan tidak mengenal
siaran tunda ini.
Setelah itu istiqamahlah ! pegang
teguhlah keyakinan itu dan jangan mau di tukar dengan apapun kendatipun dengan
perhiasan setinggi gunung, karena keistiqamahan itulah yang akan mengantarkan
kita masu ke dalam Jannah-Nya.
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS.
Hud : 112).
2.
Berlandaskan
ilmu, dikuatkan dengan iman, diaplikasikan dengan amal, serta dimurnikan dengan
keikhlasan.
Ilmulah yang membuat kita mengerti
tentang hakikat penciptaan dan bagaimana caranya agar dapat mengabdi
kepada-Nya. Salah satu pondasi keimanan adalah ilmu, namun jika ilmu hanya
sekedar ilmu tanpa membuahkan pemahaman dan keyakinan, maka ilmu tersebut
tidaklah berguna. Ibarat mengetahui teori berwirausaha, namun jika tidak
mempunyai keyakinan dapat menjadi seorang wirausahawan maka impian menjadi
wirausahawan sukses hanyalah sekedar angan-angan kosong.
Ilmu dan keimanan pun menjadi hampa
jika tidak direalisasikan dengan amal nyata. Seperti seorang yang mau belajar
berenang, maka satu-satunya cara adalah langsung menceburkan diri ke dalam
kolam renang dan mempraktekkan semua teori yang sudah dipahami. Di sinilah
fungsi amal didapatkan. Tingkatan terakhir namun yang paling pokok adalah
keikhlasan. Keikhlasan yang memberikan nilai dari amal-amal yang dilakukan
ternyata hanya karena ingin dilihat makhluk, maka Allah tidak akan menerima
amal tersebut sebesar apapun.
“Katakanlah seungguhnya aku
diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam menjalankan agama. (QS. Az-Zumar : 11).
3.
Cari
lingkungan yang kondusif
Seperti Rasulullah saw yang
berhijrah dengan para mukminin pada suatu masa, maka begitu juga dengan kita
yang sudah bertekad untuk memperbaiki diri. Sangat sulit bagi kita untuk
benar-benar keluar dari lingkaran kemaksiatan atau kemalasan, jika lingkungan
sekitar kita adalah orang-orang yang justru berenergi negatif. Hijrah dapat
dilakukan dengan pindah tempat kost (jika memungkinkan), dengan rutin megikuti
ta’lim atau kajian, atau apapun juga. Yang penting adalah hijrah sikap dan
pikiran kita untuk tidak pernah melakukan kesalahan yang telah diperbuat dan
mulai menyusun rencana perbaikan diri.
4.
Ikuti
kelompok monitoring
Nah seprti juga dalam menjalankan
bisnis kita menbutuhkan seorang mentor yang sudah berpengalaman dan ilmu yang
mumpuni, maka dalam menjalankan program perbaikan diri, kita akan membutuhkan
sebuah kelompok yang akan terus menerus mengingatkan saat kita salah,
menyemangati disaat kita lemah dan memberikan senyuman tulus kebahagiaan saat
kita mendapatkan kesuksesan. Disanalah kita tumpahkan segala permasalahan, dan
disana pula kita mendapatkan energi jiwa baru yang sedikit demi sedikit
terkikis seiring dengan permasalahan hidup yang dilalui. Nikmatilah persahabatan,
syukurilah ukhuwah yang terjalin dan seraplah ilmu dari mereka yang berbeda
karakter dan latar belakang. Didalam kelompok monitoring ini pula kita
mendapatkan pemahaman dan keyakinan tentang apa hakikat penciptaan diri kita. Sambutlah,
terimalah dan rasakan perubahan yang begitu berarti dalam hidup saat kita
bersama-sama untuk berbuat yang terbaik dan berlomba-lomab dalam kebaikan. Fastabiqul Khoirat.
5.
Temukan
guru-guru kehidupan
Guru-guru kehidupan adalah mereka
yang menginspirasi kita untuk tetap bangkit saat terjatuh, tetap istiqamah saat
godaan terus merongrong jiwa. Dialah yang
membuat kita merasa bahwa semua problema hidup yang kita alami lebih
ringan dibandingkan dengan ujian hidup yang orang lain alami. Atau mungkin dia
juga yang memberikan kita sebuah kalimat pendek, namun terus terngiang-ngiang
sampai kapanpun juga. Boleh jadi dia sedikit bicara namun karya dan prilakunya
membuat kita termotivasi untuk melakukan seperti apa yang telah ia torehkan.
Guru-guru ini senantiasa hadir
disetiap episode hidup yang kita lalui, dialah yang memberikan makna di setiap
waktu sejarah kita. Dialah yang memberikan udara dalam balon kehidupan kita. Maka,
saat bertemu dengannya, manfaatkan sebaik-baiknya untuk menyerap sebanyak
mungkin energy yang di pancarkan, siapkan wadah yang besar untuk menampung
curahan ilmu dan pengalamannya.
6.
Kontinuitas
Ibadah
Pernahkah kita
melakukan suatu ibadah dengan semangat namun hanya kuat satu minggu saja. Setelah
itu, kita malah tidak mengerjakan apapun atau mundur teratur. Itu terjadi
manakala kita tidak melakukan suatu ibadah secara bertahap dan kontinu. Sehingga
apa yang telah kita kerjakan, hanya bertahan beberapa minggu saja . bukankah
Allah lebih menyukai amal yang terus menerus dilakukan walaupun sedikit ?
buatlah target ibadah harian yang harus dilakukan untuk menjaga stamina
ruhiyah, sehingga setiap hari yang kita jalani selalu diniatkan untuk beribadah
kepada-Nya serta selalu berada dalam lindungan-Nya.