Tips Berkomunikasi Menurut agama
Bergaul
adalah interaksi antara satu individu dengan individu lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam sosialisasi individu belajar tentang perilaku dan
pola-pola kehidupan yang ia jalani dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap
individu harus dapat bersosialisasi atau bergaul agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan disekitarnya. Dalam sebuah buku pernah saya baca dikatakan “Satu-satunya unsur yang paling penting
dalam formula keberhasilan adalah mengetahui bagimana cara bergaul dengan orang
lain” (THEODORE ROOSEVELT, PRESIDEN AMERIKA SERIKAT). Namun bagimana sih
cara bergaul yang baik itu..?? Nih aku bagiin tipsnya buat para pembaca
sekalian.
1.
Tersenyumlah
dengan tulus
Senyuman tidak perlu di buat buat, justru
senyum yang di paksakan hanya akan membuat lawan bicara kita merasa tidak
nyaman. Tersenyumlah dengan ikhlas. Ada baikknya mempraktikkan rumus 2 2 7,
senyum dengan lebar bibir 2 cm ke kanan dan 2 cm ke kiri selama 7 detik. Jangalah
tersenyum saat lawan bicara masih berada 50 meter dari tempat kita berada
(takut disangka senyum sendiri !). Ingatlah bahwa hanya sebuah senyuman yang
ikhlas bernilai pahala di sisi Allah SWT.
2.
Sapalah
dengan kehangatan
Jika lawan bicara kita tipe kinestetis,
ada baiknya menyapa sambil menepuk pundaknya, orang kinestetis senang di tepuk,
marasa dirinya diperhatikan. Sapalah dengan sapaan yang membuat dirinya
bahagia. Bukan malah mengolok-ngolok atau merendahkan harga dirinya.
“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu
kaum mengoloh-ngolok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-ngolok) wanita wanita lain (karena)
boleh jadi wanita wanita (yang di perolok-olokkan)
lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. (QS. Al-Hujurat :
11).
3.
Jabat tangannya dengan penuh antusias
Tentunya jabat tangan ini adalah dengan
yang mahrom (tidak boleh dinikahi). Jangan berjabat tangan terlalu lemah, yang
menandakan kita tidak semangat bercakap-cakap dengan lawan bicara. Jangan pula
terlalu keras yang membuat dirinya menjerit karena kesakitan dan tidak nyaman. Jika
lawan bicara adalah teman lama ada baikknya merangkul erat tanda persahabatan
yang tetap terjalin dalam hati.
4.
Mendengarkan
terlebih dahulu
Banyak dari kita yang saat berkomunikasi
ingin lebih dahulu di dengarkan, seakan tidak mau jika apa yang terjadi pada
diri belum semua diketahui lawan bicara kita. Padahal dalam prinsip komunikasi
jika kita ingin terjadi komunikasi yang baik maka dengarkanlah terlebih dahulu
dengan tulus dan jangan memotong pembicaraannya, terlebih saat ia sedang
antusias menjelaskan.
5.
Ikuti
gerakan lawan bicara
Dalam sebuah penelitian, bahwasanya jika
kita mengikuti gerakan lawan bicara 7 detik setelah ia melakukan gerakan
tertentu, hal ini menimbulkan sebuah kenyamanan dan perasaan sama antara
komunikator dan komunikan. Namun, tentu harus proporsional, jangan malah
membuatnya merasa tersinggung karena seperti dilecehkan.
6.
Samakan
frekuensi
Ketahui tipe komunikasi yang di pakai
lawan bicara, jika ia bertipe auditori, maka mulailah dengan kata-kata “terdengarnya
seperti ……. Saya dengar …….”. jika ia bertipe visual maka mulailah dengan
kata-kata “saya lihat …….., bagimana pandangan bapak mengenai ………..”.
7.
Ketahui
titik sentuh setiap lawan bicara
Semua lawan bicara mempunyai latar
belakang pendidikan, pengalaman dan profesi yang mungkin berbeda dengan diri
kita, mulailah komunikasi dengan sesuatu yang ia senangi atau ia kuasai. Tentu saja
ia dengan senang hati akan menceritakan semuanya kepada kita. Setelah ia puas,
maka masukkan topic pembicaraan yan ingin kita bahas. Insya Allah ia dengan
senang hati akan menyimak da menyetujui pendapat kita.
8.
Atur nada,
nafas, dan ritme bicara
Ikuti ritme suara dan nafas lawan bicara. Jika
ia berbicara santai, maka ikut pula santai. Sebaliknya jika ia berkata dengan
semangat menyala-nyala, jangan matikan
semangatnya dengan ritme suara kita yang pelan dan tidak bersemangat.
9.
Tatap
lawan bicara
Sekali lagi konteksnya bukan untuk lawan
jenis. Tataplah matanya, sehingga ia yakin dan merasa dihargai keberadaan
dirinya. Dari sorot mata kita dapat mengetahui benar atau tidaknya apa yang ia katakana.
Dari mata pula kita dapat mengetahui sedikit tentang karakter dirinya. Seperti yang
kita ketahui, setiap orang yang bertemu Rasulullah saw merasa dirinyalah yang
paling dihargai dan dicintai, karena setiap Rasulullah saw berkomunikasi dengan
seseorang, maka seluruh pandangan dan tubuhnya tertuju kepada lawan bicaranya.
10.
Anggukkan
kepala setiap 5 menit sekali jika mengerti
Antusiasme dapat dilihat dari gestur tubuh.
Anggukkanlah kepala saat kita mengerti dengan penjelasan atau ceritanya. Namun jangan
terlalu sering, yang membuat dirinya merasa tidk nyaman dan menyudahi
percakapannya. Anggukkanlah 5 menit sekali tanda kita memahami dan menyimaknya.
11.
Ikuti,
lalu pimpinlah
Jika waktu yang kita miliki tidak terlalu
banyak, sedangkan lawan bicara belum juga menyelesaikan penjelasannya, maka ada
baiknya memberikan isyarat seperti dengan kata-kata “Oh ya…, ya…, baik…, jadi… “. Lalu lanjutkan dengan topic pembicaraan
yang ingin di bahas.
12.
Ingat
namanya
Pernahkah kita lama bercakap cakap dengan
seseorang yang baru dikenal. Lalu di akhir pembicaraan yang sudah berdurasi
lebih dari dua jam itu misalnya, ia bertanya, “Maaf saya lupa, siapa nama anda ?” Bagaimana perasaan kita ? Tentunya kita akan merasa sedikit kecewa. Begitu juga
dengan komunikan kita. Ingatlah selalu namanya. Kita bisa menganalogikan
namanya dengan sesuatu yang tidak pernah akan kita lupa. Misalnya ia, bernama
Ucok, lalu karena rambutnya keriting, mengingatkan kita dengan mie kocok di
depan rumah. Lalu dengan mudahnya memori kita mengingat bahwa namanya ucok. Namun,
perlu hati-hati juga menggunakan cara mengingat seperti ini, karena boleh jadi
kita akan memanggilnya dengan sebutan “MIE KOCOK”.