Mendapatkan Kekayaan Tanpa Menggangu Kuliah
Untuk
mendapatkan kekayaan itu, mesti kita pahami landasan dasar dalam memperoleh
rezki yang halal dan berkah yaitu :
1. Niat yang baik (Innamal
a’mali binniat)
2. Cara
yang baik (Tidak menghalalkan berbagai cara, tidak berbohong,
melayani dengan sepenuh hati)
3. Ikhlas dengan rezeki yang
dianugrahkan
Lalu
timbul pertanyaan tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh seorang pelajar
atau mahasiswa agar dapat berwirausaha tanpa mengganggu kuliah atau waktu
belajar ? berikut beberapa tips/cara sederhana yang dapat dilakukan :
1.
Apa
kompetensi inti kita ?
Banyak orang yang sukses meniti
karir bukan karena kuliah di universitas ternama namun lebih karena ia
mempunyai suatu atau beberapa minat dan potensi yang terus menerus dikembangkan
secara sadar maupun tidak sesuai dengan minat dan kecendrungannya. Kompetensi inti muncul ke permukaan saat
minat bertemu bakat dan meledak saat kompetensi inti menemukan pelung
sejarahnya. Namun, banyak yang merasa puas dengan apa yang ada karena
merasa tidak berbakat, padahal presentasi bakat dalam kesuksesan hidup hanyalah
2%, 98% lainnya adalah minat yang tercermin dalam usaha yang gigih.
Lalu, apa sebenarnya minat dan
bakat kita ? ada beberapa langkah yang dapat memandu kita untuk mengetahui apa
sebenarnya minat dan bakat kita.
a. Luangkan
waktu untuk merenung tentang beberapa pertanyaan di bawah ini. Sebelumnya,
carilah tempat yang nyaman dan jauh dari gangguan, pilihlah waktu yang tepat
saat kita dapat berkonsentrasi penh dan jiwa sedang tenang.
b. Siapkan
alat tulis dan kertas
c. Jika
merasa lebih berkonsentrasi dengan iringan musik, pilih dan dengarkanlah musik yang
cocok untuk mengiringi perenungan.
d. Antisipasi
sekecil apapun kemungkinan gangguan yang dapat membuyarkan konsentrasi,
e. Pejamkan
mata perlahan, atur nafas dengan tenang.
f. Sambil
terus mengatur nafas dengan rileks, mulailah membayangkan momen-momen indah
yang pernah terlewati, momen itu adalah momen dimana kita merasa nyaman, merasa
bahagia dn berarti.
g. Momen
itu boleh jadi terjadi saat kita masih duduk di bangku SD, SMP, SMA, bahkan
mungkin saja kemarin-kemarin. Tampilkan dalam layar imajinasi sebuah kejadian
yang pernah terlewati dimana saat sebuah kejadian atau tantangan itu diberikan,
hati ini begitu yakin dapat menyelesaikannya dengan begitu mudah dan sepenuh
hati, bahkan optimis suatu saat dapat melakukannya lebih baik lagi.
h. Sesuatu
itu adalah yang setiap energy, waktu dan pikiran kita banyak tercurah namun
tidak merasa terbebani. Intinya merasa enjoy saat melakukannya.
i. Sesuatu yang sedang dikembangkan dan
senang untuk terus bertumbuh dengannya.
j. Tulislah semuanya, satu persatu, dan list mana yang paling disenangi dan kita
yakini bahwa hal tersebut adalah jalan hidup yang terbaik
2.
Cari
ilmu dan lingkungan yang mendukung
a. Ikuti
seminar dan training-training yang menunjukkan semangat berwirausaha
b. Ikut
klub atau komunitas entrepreneur untuk menjaga konsistensi
c. Mulai
berwirausaha
d. Berdisukusi
bisnis dengan Partner untuk kemajuan
usaha
e. Terus
mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik
f. Cari
mentor yang sudah berpengalaman (lebih baik jika mentor tersebut adalah
praktisi dengan unit bisnis yang sama atau mirip dengan konsep usaha.
g. Buatlah
daftar kemajuan usaha perbulan dan pertahun
h. Mulailah berani membuat SOP (Standard of Procedure) yang berisi detai bisnis yang telah di jalani dan terus dikembangkan.
h. Mulailah berani membuat SOP (Standard of Procedure) yang berisi detai bisnis yang telah di jalani dan terus dikembangkan.
3.
Manajemen
resiko
Setiap orang mempunyai pandangan
yang berbeda-beda dengan manajemen resiko ini, ada yang senang dengan resiko
tinggi, (high risk) dalam berbisnis,
ada juga yang senang menjadi safety
player, tapi yakinlah bahwa apapun pilihan yang diambil itulah yang
terbaik, yang terpenting berani memulai, berani gagal, dan tentunya berani
untuk sukses.
Seperti
prinsip bola pejal kehidupan, bila dianalogikan ibarat bola pejal yang ditekan
ke dalam air, semakin dalam ditekan semakin besar tekanan dari dalam yang
mendorong bola tersebut untuk keluar dengan dorongan yang begitu kuat dan
cepat. Maka bersyukurlah atas setiap tantangan, karena itulah momen di
mana kita dapat melesat dan meloncat
lebih tinggi.
Namun perlu diperhatikan juga bahwa
kita pun mempunyai kewajiban untuk belajar dengan rajin dan serius dalam
kuliah, maka sungguh sangat bijak jika kesibukan kita untuk mulai mandiri
justru mendukung semangat kuliah kita. Justru dengan jiwa kemandirianlah kita
mulai belajar menghargai waktu, menjadi orang yang jujur, tidak menunda-nunda
dan disiplin, terapkan juga kebiasaan baik itu dalam sisi akademis kita.
Biarlah nilai kita bagus, bisnis lancer,
sholat rajin yang penting tetap tawadhu dan banyak bermanfaat. Ya iyalah ! Daripada nilai anjlok, ilmu
tidak di dapat, orang tua kecewa, sholat terbengkalai, hidup lagi ! hahaha (Na’udzubillah).
4.
Manajemen
aset (waktu dan kesehatan)
Seperti yang di tulis Anis Matta
dalam bukunya “8 mata air kecemerlangan” bahwa kita mempunyai asset berharga dalam
hidup setelah nikmat iman, yaitu nikmat waktu dan kesehatan. Dalam Q.S Al-Ashr
disebutkan:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr : 13).
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al-Ashr : 13).
Semua orang diberi modal dan waktu
yang sama, 24 jam setiap harinya 7 hari seminggu. Lebih lanjut, Aa Gym pernah
menjelaskan bahwasanya dengan waktu yang sama ada orang yang dapat melakukan
1000 aktivitas, 500 aktivitas atau bahkan 5 aktivitas. Ada yang dengan 24 jam
itu dapat mengurus karyawan yang berjumlah 5000 orang, namun ada juga yang
untuk mengurus dirinya saja tidak bisa. Lalu apa sebenarnya yang membedakan
keduanya ? ternyata yang membedakan keduanya terletak pada cara memanfaatkan
modal waktu tersebut. Lalu berapa banyak waktu yang kita isi dengan hal-hal
prouktif di bandingkan rentang waktu yang Allah sediakan ? berapa banyak waktu yang
telah kita investasikan untuk belajar dan berlatih dibandingkan dengan banyak
waktu untuk bermain ? beraktivitas di bandingkan dengan istirahat ? produktif
dibadingkan dengan konsumtif ?
Maka tidak heran ada sebuah lelucon
sederhana bahwasanya orang Indonesia
dengan orang Jepang bedanya hanya “sedikit”
Orang Jepang sedikit berbicara, orang Indonesia sedikit-sedikit
berbicara
Orang Jepang sedikit menonton TV, orang Indonesia sedikit-sedikit
menonton TV
Orang Jepang sedikit-sedikit membaca, orang
Indonesia sedikit
membaca
Orang Jepang sedikit-sedikit bertanya, orang Indonesia sedikit
bertanya